Sabtu, 10 Oktober 2015

Jatuh Hati

Cerita ini terinspirasi dari lagu Raisa - Jatuh Hati ^^




Mataku berbinar melihatnya memasuki kelasku untuk memberikan pengumuman acara galang dana untuk membantu para korban kabut asap. Sosoknya membuatku jatuh pada sebuah rasa yang tidak ketahui jenisnya, ini bukan rasa cinta tapi rasa ini juga bukan rasa kagum semata. Entahlah aku bingung, yang aku tahu dia menempati salahsatu ruang dihatiku. 

Ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu
Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia



Rasanya bait lagu itu begitu cocok untuk menggambarkan perasaanku saat ini. Tutur katanya yang tegas namun sarat akan makna dan ketulusan benar-benar membuatku terpikat padanya. Aku benar-benar tersihir oleh kebesaran jiwanya yang begitu empati pada sesama yang begitu membutuhkan, Dirinya tak segan untuk turun tangan langsung pada kegiatan-kegiatan amal.

Boleh kah aku sedikit menceritakan tentang dirinya? Sosok yang begitu mengagumkan, Caranya melihat dunia begitu berbeda, namun hal itu begitu mengagumkan. Aku kembali jatuh pada rasa yang lebih mendalam. Namanya adalah Farel Adytia Firmansyah, ketua BEM dikampusku. Aku biasa memanggilkanya Kak El, karena dia memang seniorku. Bisa dibilang aku cukup dekat dengannya, karena aku anggota HIMA yang mau tak mau terkadang sering terlibat dengan dirinya. Sosoknya yang humble dan easygoing membuatku cepat mengakrabkan diri dengannya. Dirinya menganggapku mirip seperti adiknya yang sudah meninggal. Mungkin terdengarnya begitu miris, sosok pria yang kusukai menggangapku hanya sekedar adik. Tapi entahlah aku tak sedikitpun merasakan rasa sakit, aku malah senang dia menggapku adiknya. Aku benar-benar bingung dengan perasaanku.

Mengisi waktu yang kosong karena peralihan mata kuliah, aku beranjak menuju taman di belakang fakultasku. Aku membuka diaryku, mulai menulis untuk mencurahkan perasaanku hari ini. 

Saat aku terfokus pada diaryku , seseorang menyapaku " Hei dek.. Lagi apa? kok sendirian?" tanya kak Farel sambil duduk disebelahku.

" Eh kak El.. Enggak lagi apa-apa" ucapku sambil buru-buru menutup diaryku. " Sebenarnya tadi  Risma berdua sama Vina, tapi dia tadi pergi sama pacarnya kak" lanjutku.

" oh... Eh dek, mau ikut gak hari ini kakak mau ke Panti Asuhan?" ucap kak Farel.

" Kapan kak? sama siapa aja?" tanyaku.

" Hari ini dek, sekitar setengah jaman lagi. Sama kakak juga kak Dina" jawab kak Farel.

" Ah.. kakak mah. Kalau cuma berdua, ngapain ngajak aku. Aku gak mau jadi obat nyamuk" ucapku sambil sedikit merajuk. Ya, kak Farel memang sudah mempunyai kekasih namanya kak Dina.

" Emang kenapa kalau cuma berdua, lagian kakak kesana bukan mau pacaran, pacaran mah disini juga bisa hehe" ucap kak Farel sambil cengengesan.

" Huh... ketauan yang sering mojok di taman" sorakku pada kak Farel.

" Tau aja kamu dek" ucapnya sambil mengelus-ngelus rambutku. " Jadi gimana? mau ikut gak?" tanya kak Farel kembali.

" Pengen sih kak, tapi bentar lagi aku ada mata kuliah" jawabku sambil memasang raut muka kecewa.

" Yaudah, pulangnya aja. Kakak kasih alamatnya" ucap kak Farel.

" Yah.. gak bisa kak. Pulang ngampus aku sama temen mau ngajar anak-anak jalanan" ungkapku.

" Waw.. keren kamu dek. Kakak kagum sama kamu" ucap kak Farel. " Yaudah kalau gak mau ikut, kakak ke kelas kak Dina ya dek.. Bye adekku sayang. Belajar yang bener" ucap kak Farel sambil mengelus rambutku lagi, kemudian beranjak pergi menemui kak Dina.

"Ku harap kau tahu bahwa ku terinspirasi hatimu. ku tak harus memilikimu tapi bolehkah ku selalu di dekatmu" senandungku lirih.

"katanya cinta.. memang banyak bentuknya... ku tahu pasti.. sungguh aku jatuh hati.." senandungku kembali sambil beranjak meninggalkan taman. 




1 komentar: