Jumat, 23 November 2012

Kamu PHP Aku PHP

Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf bila ada kesalahan :)

Selamat membaca^^

Kamu PHP Aku PHP






" Pagi semua.... " ucap gue saat memasuki kelas.

 " Kayanya ada yang lagi bahagia nih! " sindir salah satu temanku yang bernama Nina.

 " Iya bener tuh, kayanya sih lagi ketinggang love-love. Liat aja statusnya " ucap teman sebangkuku bernama Dara.

 " Ah.... Gue senang banget! Facebook gue udah dikonfirm sama dia. Terus nih kan gue ngirim inbox bilang tfc eh dia bales. Seneng ih..... " ucap gue.

 " Gitu aja senang " ucap Nina.

 " Taunih, lebay! " ucap Dara.

 " Eh na, pang mintain nomer kak Dicky dong! " ucap gue pada Lina yang baru datang.


 " Kak Dicky mana? " tanya Lina.

 " Kak Dicky anak futsal. Kan pacar loe anak futsal juga tuh, pastinya loe kenal sama anak-anak futsal lainnya " ucap gue.

 " oh... kak Dicky itu. Iya nanti gue mintain " ucap Lina.

 " ah.... Lina baik deh " ucap gue.


 ***


 " Nih vin, nomer kak Dicky " ucap Lina saat memasuki kelas setelah istirahat sambil menyerahkan handphonenya.

Gue pun menulis nomer tersebut di handphone gue.

" Thank banget ya Lin " ucap gue senang.

" Urwel vin, sesama teman kan harus saling membantu " ucap Lina.


 ***


 Malam harinya gue mencoba ngesms nomer tersebut.

 To : Dicky :*
 Malam kak :)

 ' Drtt.... ' getar handphone gue menandakan ada sms masuk.

 " Ah.... Sms gue dibls " ucap gue senang.

 From : Dicky :*
 Malam juga. Siapa ya?

 Gue pun segera membalas sms tersebut.

 To : Dicky :*
 Vina kak, anak XI ips 3.

 From : Dicky :*
 Vina temannya Lina bukan? Yang tadi kata Lina minta nomer kakak.

 To : Dicky :*
 Iya kak :) aku gak ganggu kan?

 From : Dicky :*
 Nggak kok. Lagi ngapain nih?

 To : Dicky :*
 Lagi tidur-tiduran aja :) kakak sendiri?

 From : Dicky :*
 Kok sama sih! Sehati nih kayanya. Udah makan belum? Kalau belum makan gih, ntar sakit.

 " ah.... Dia perhatian banget! " ucap gue senang.

 Guepun bersms ria dengan kak dicky.

 ***

 Saat ini gue dan teman-teman belum pulang kerumah masing-masing karena hujan. Sebenarnya kelas gue sedang ada jam pelajaran olahraga. Tapi karena hujan, ya gak olahraga deh.

 " Vin ada sms nih! " ucap Lina memanggil gue yang sedang bermain hujan-hujanan dengan teman-teman sekelas.

 " Dari siapa? " tanya gue menghampiri Lina.

 " Kak Dicky " jawab Lina.

 Guepun segera mengambil handphone gue yang ada ditangan Lina.

 From : Dicky :*
 Main hujan-hujannya jangan lama-lama loh, ntar sakit.

 " ah.... Ngefly gue " ucap gue seneng banget.

 Gue pun membalas sms kak Dicky.

 To : Dicky :*
 Kok tahu sih aku lagi main ujan-ujanan. Emang kakak belum pulang?

 From : Dicky :*
 Belum. Mau pulang bareng gak?

 To : Dicky
 Emang gak ada yang marah nih aku pulang bareng kakak?

 Fom : Dicky :*
 Nggaklah. Mau gak?

 " yes, berarti dia sama kaya gue jomblo " ucap gue senang.

 To : Dicky :*
 Boleh :)

***

" Cie yang kemarin dianterin... " goda Dara saat aku masuk ke kelas.

 " Apaan sih! " ucap gue malu-malu kucing.

 " PJnya dong vin " ucap Nina.

 " Taunih, mie ayam satu mangkok ya vin " ucap Lina.

 " Ih.... Ngapain minta PJ, jadian juga belum " ucap gue.

 " Kenapa gak jadian atuh? " ucap Dara.

 " Kak Dickynya juga belum nembak, gimana mau jadian " ucapku.

 " Ya loe aja yang nembak " ucap Nina.

 " hush.... Walaupun sekarang zamannya emansipasi wanita, tapi bukan berarti cewek juga yang harus nembak duluan " ucap Lina.

 " Gue setuju banget sama loe lin. Masa coba gue yang nembak? Kan gak lucu " ucap gue.


***


 " Eh vin punya nomer Laras gak? " tanya kak Dicky padaku. Saat ini aku dengannya sedang berada di sebuah cafe.

 " Laras temen sekelas aku kak? " tanya gue.

 Kak Dicky hanya mengangukkan kepalanya.

 " Punya kok kak. Emang buat apa? " tanya gue penasaran dan sedikit curiga.

 " Buat teman kakak " ucap kak Dicky agak sedikit gelagapan.

 " Nih kak nomernya " ucap gue sambil menyerahkan handphone padanya.


 ***


   Hari telah berganti hari, minggu telah berganti minggu. Gue dengan kak Dicky makin dekat, setiap malam kami berdua bersms ria. Tapi, dia jarang mengajak gue jalan dan dia juga belum nembak gue. Padahal kami sudah lama dekat.

 " Eh ras kak Dicky nyariin tuh! " ucap Rena pada laras.

 " Kak Dicky siapa ya? Kok perasaan aku gak enak " ucap gue dalam hati saat Rena memasuki kelas dan bilang kalau Laras dipanggil kak Dicky. Laras pun keluar dengan wajah juteknya.

 Gue pun berpura-pura membuang sampah keluar.
 ' Deg ' sakit banget rasanya liat kak Dicky duduk berhadap-hadapan dengan Laras.

Laras hanya tersenyum, lebih tepatnya senyum yang dipaksakan. Kak Dicky gak tahu gue ada di belakangnya, karena dia membelakangi gue.

Gue pun masuk ke kelas, dan segera duduk sambil menenggelamkan muka diatas tas yang ada diatas meja.

" Kenapa loe vin? " tanya  Dara.

Gue gak menjawab pertanyaannya.

" Ras, kak Dicky ngapain nayariin loe? " tanya Rena pada Laras yang mungkin sudah masuk.

 " Gak kenapa-napa. Kak Dicky cuma ngajakin jalan abis pulang sekolah " ucap Laras dengan suara yang sedikit dikeraskan.

 " Anter ke toliet ra " ucap gue sambil menarik Dara.

 " Eh iya-iya " ucap Dara.

 " Loe kenapa sih vin? " tanya Dara saat sudah ada di dalam toilet.

 " Hiks hiks hiks " gue pun menagis di pelukan Dara.

 " Loe gak denger gitu ra. Tadi Laras bilangkan kalau kak Dicky ngajakin dia jalan. Gue sakit ra " ucap gue meluapkan semua perasaan gue.

" Kak Dicky yang dekat sama loe maksudnya? " tanya Dara.

 Gue hanya mengangguk.

" Mungkin kak Dicky ada keperluan sama Laras. Mereka berdua gak ada apa-apa. Positive thinking dulu aja vin " ucap Dara.

 " Mereka berdua gak mungkin gak ada apa-apa. Gue liat dari cara kak Dicky natap Laras, tatapan penuh cinta. Beda dengan cara dia natap gue. Dan juga nih selama gue dekat dengan kak Dicky, gak pernah kak Dicky nyamperin gue ke kelas " ungkap gue.

 Dara gak mengucapkan apapun. Dia hanya mengelus-ngelus punggung gue mencoba untuk menenangkan hati gue.

 " Loe gak papa kan vin? " tanya Nina yang datang dengan Lina. Mungkin mereka menyusul gue dan Dara.

 Gue hanya tersenyum miris pada mereka berdua dan melepaskan pelukan gue pada Dara.

 " Sumpah gue kesel baget sama si Laras. Masa tadi dia cerita kaya yang disengaja gitu, bilang kalau kak Dicky ngejar-ngejar dia sebelum dia putus sama si Rian " ucap Lina yang sepertinya terlihat kesal.

 " Yaudahlah, mungkin kak Dicky emang sukanya sama Laras " ucap gue mencoba menenangkan diri gue sendiri.

 " Sebenarnya gue dari dulu gak suka sama loe ada hubungan sama kak Dicky. Ginikan akhirnya " ungkap Nina.

 " Kak Dicky itu PHP " ucap Lina sepertinya terlihat kesal sekali.

 " Tapi sayangnya gue juga PHP. Jadi gue sama kak Dicky sama-sama PHP " ucap gue tersenyum miris.

 " hah? Maksudnya? " kaget + bingung ketiga teman gue.

 " Ya, kak Dicky PHP alias Pemberi Harapan Palsu dan gue juga PHP alias Penerima harapan Palsu " jelas gue pada mereka bertiga.

 " Yaudah ah, ke kelas yuk! Ntar keburu masuk " ajak gue sambil pergi meninggalkan mereka bertiga.

 ' Bugh ' gue jatuh karena bertabrakan dengan seorang cowok.

 " Sorry gue gak sengaja " ucap cowok tersebut sambil membantu gue berdiri.

 " Gak papa kok! " ucap gue.

 " Yaudah gue pergi ya, sekali lagi sorry " ucap cowok tersebut sambil tersenyum manis kemudian pergi meninggalkan gue.

 " Loe kenapa vin? " tanya Dara.

 " Gue suka sama dia " ucap Gue sambil senyum-senyum Geje.

 " Sama siapa? " tanya ketiga teman gue.

 " Gue juga gak tahu siapa dia, tapi gue bakal cari tahu " ucap gue sambil berjalan menuju kelas dengan senyuman manis yang terukir di bibir gue.





Di komen ya ^^